Angkot....ehm....banyak hal dan pengalaman ketika aku ingat kata yang satu ini. Unik, menarik dan beribu bahan cerita akan kita dapatkan. Angkot "113", siapa yang tidak tau angkot itu. aku masih ingat ketika itu ada seorang supir angkot yang biasa aku tumpangi ketika berangkat dan pulang kuliah. ada satu hal yang membuat dia tidak di sukai oleh penumpangnya, bagi penumpang yang mau turun siapkan saja uang pas untuk dia dan jangan kurang dari keinginan beliau. Kalau tidak...ehmm...siap2 saja kena damprat oleh kata2 pedasnya yang menyakitkan.
Sore itu aku baru saja pulang dari kuliah, jarak kampus dan rumah sekitar 10 km dengan padatnya jalan kota medan di sore itu. Butuh 30 menit untuk menempuh jarak sejauh itu plus macetnya. Aku berdoa sore ini aku tidak jumpa dengan abang supir yang satu tadi tuk pulang. baru 2 menit harapan itu muncul di otakku, dia muncul di depanku tidak di sangka2...Fiuuuuh...akhirnya dia yang tidak diharapkan muncul pula. Aku liat jam di tangan menunjukkan pukul 6 kurang 5 menit, wah, kalo ga naik angkot ini aku pasti telat sampai di rumah dan lewat lah magrib ku nantinya. Jadi aku putuskan untuk menyetopnya saja dan berlayar bersama angkotnya. Kebetulan angkotnya penuh ketika itu, dan ada sisa 3 tempat kosong di sudut belakang angkot. Aku mengambil tempat duduk yang paling pojok sebelah kiri. lalu ada beberapa mahasiswa yang lain juga naik bersama ku di tempat yang sama. Angkot pun melaju ala kadarnya saja, maklum angkot itu angkot tua, aku berpikir seperti itu karena mendengar suaranya yang berisik.
Tidak lama setelah itu turun ibu2 yang membawa anaknya yang baru pulang sekolah, diberikannya uang 2.500 ke tangan si supir, dengan spontan si supir ngomong ketus "Berapaan ni buk?? Gimananya?? Anak ibu itu ga bayar??" ibu itu terkejut dan menjawab "dia kan aku pangku tadi bang, lg pula masih anak2 kan". "aaaah udahlaaah..." si supir tadi langsung tancap gas...semua yang di dalam angkot saling pandang dan terkesan tidak tau harus berkata apa. Kemudian 10 menit setelah itu turun anak sekolahan, aku liat dari baju yang di pakenya masih kelas 3 SD. dengan santai dan gontai dia kasih uang 500 perak, dan si supir dengan kesal melempar uang 500 perak tadi ke arah si anak tadi. "Baaah...apanya abang ni???" semua terkejut. begitu selanjutnya kepada setiap penumpang yang turun dari angkotnya.
500 meter lagi aku akan sampai, tinggal beberapa persimpangan lagi, ada 3 penumpang lagi yang di dalam angkot itu termasuk aku. setiap yang mau turun selalu aja ada rasa was was yang terlihat dari wajah setiap penumpang, dan aku jg merasakan hal itu.
Entah dari mana terlintas di otakku, mungkin saja itu tanpa ku sadari sambil berdoa "Mudah2an saja angkot abang ini mati, jd bisa nyambung dengan angkot lain dan tidak akan kena dampratan dia". Aku berpikir banyak kali yang telah dizoliminya selama berada di angkot ini.
Kreeeeek...kreeeek...kreeeek...kererereek...eeeeeik....Uuuupz tiba2 si angkot mati. Akupun terkesiap dan tidak tau lagi mau berkata apa2 dengan itu. "Ya Allah apakah Kau mendengarkan harapan dan doaku tadi???" si supir mencoba menghidupkannya lagi dengan menstarter angkot itu lagi, tapi si angkot tidak mau juga hidup, di lihatnya bensinnya masih setengah penuh. Namun tidak bisa juga hidup, dengan nada yang tidak mengenakkan dia berujar " Naik angkot lain aja....ga bisa hidup niiih..." sambil berkata2 ketus yang lainnya.
ho..ho..ho..akhirnya, aku naik angkot yang lain dengan ongkos hanya 1000 rupiah. wah untung 2000 aku, yang seharusnya bayar 3000 kalo aku naik angkot pertama tadi sampai ke rumah. Tapi satu hal yang dapat di ambil pelajaranya mungkin saja dari 17 orang yang ada di angkot tadi berdoa yang sama dan mungkin harapan aku tadi adalah termasuk doa yang terakhir di antara mereka. aku tidak mau itu aku katakan doa, biar saja aku katakan harapan. Jadi doanya orang terzolimi itu di dengar oleh Allah SWT, walaupun itu hanya lewat kata2 yang tidak mengenakkan. Buat bang supir mungkin harus belajar ngomong yang sopan lagi lah dan baik biar penumpang nya nyaman di dalam angkot beliau. Banyak lagi cerita menarik yang lain selama berada diangkot, dan mungkin saja itu hanya satu dari yang lainnya. Angkot ooooh...angkot...wslm